Menurut survei dan penelitian terbaru yang dilakukan Kaspersky Lab dan B2B International, kasus penipuan daring (online) tertinggi terjadi di Indonesia, yang mencapai 26 persen, selanjutnya Vietnam (26 persen), dan India (24 persen). Modus penipuan daring tersebut kian merajalela, bahkan tak lepas pada situs jual beli properti.
Bahkan menurut survei sebuah firma riset marketing internasional berbasis internet, YouGov, pada 2013 lalu telah terjadi lebih dari 1 juta kasus penipuan sewa properti secara daring di Inggris.
[Baca: Usia 25-34 Tahun Dominasi Pencarian Properti Secara Online]
Sementara menurut catatan polisi, telah terjadi peningkatan kasus penipuan online sebesar 44% dengan jumlah korban mencapai 3.200 orang pencari rumah di negara Ratu Elizabeth tersebut.
Portal properti global, Lamudi Indonesia telah mengantisipasi hal tersebut dengan meningkatkan keamanan dalam sistem melalui teknologi canggih, termasuk intens melakukan komunikasi dengan para agen maupun developer properti.
“Selain sistem security yang kami perkuat pada jaringan kami, terutama juga bekerja sama dengan para agen properti dan developer yang ada di Indonesia. Kami akan mengkonfirmasi kebenaran data dan produk mereka yang ada pada kami,” ujar Mart Polman, Managing Director Lamudi Indonesia, seusai menggelar Startup Gotong Royong Berishkan Jakarta, di Kuningan, Jakarta, Minggu, (17/10/2016).
[Baca: Ignatius Untung: Banyak Pengembang Properti Belum Melek Digital]
Menurut Mart, modus penipuan melalui jaringan online akan selalu ada, melihat pertumbuhan portal properti online di Indonesia yang juga semakin meningkat.
“Biasanya mereka (penipu) akan membuat listing palsu untuk menggiring para konsumen pencari properti masuk ke jebakan mereka untuk kemudian mencuri data-data yang ada,” terang Mart.
Hal senada diakui Polina Leman, Head of Global Communication ZEN Rooms – jaringan pengelola kamar-kamar hotel – yang juga berbasis internet, modus penipuan melalui dunia maya memang sangat mudah dilakukan para penipu, sehingga mesti diantisipasi sejak dini.
[Baca: Lamudi Mantap di Pasar Primary]
“Kami juga menjalin kerja sama dengan berbagai pihak terkait, terutama pihak perbankan agar klien kami tidak mudah ditipu. Apa yang kami tawarkan berupa penyediaan kamar hotel dan fasilitasnya juga rentan terjadi penipuan melalui jaringan online,” ungkapnya.
Baik Mart maupun Polina sama-sama bilang bahwa hingga saat ini belum ada kasus-kasus penipuan yang dilakukan melalui perusahaannya. Meski demikian, mereka tetap melakukan antisipasi untuk mencegah hal tersebut dengan menerapkan teknologi anti penipuan dan Rocket Internet. [pio]