Hadir di kawasan CBD Sungkono, Grand Sungkono Lagoon menjadi icon baru superblok di Surabaya yang mengusung konsep green.
Sejak isu pemanasan global mencuat di pertengahan tahun 2000-an, berbagai pihak dituntut untuk memberi perhatian lebih pada masalah lingkungan. Industri properti termasuk yang disorot untuk lebih peka dalam soal lingkungan untuk produk-produk properti. Istilah reduce, re-use dan re-cycle, mulai akrab di lingkungan industri properti, dan mulai jadi acuan untuk digunakan di berbagai proyek properti seperti apartemen, perkantoran, mal, superblok sampai landed house.
Di sisi lain konsumen, terutama keluarga muda kelas menengah, makin sadar untuk tinggal di lingkungan yang sudah memiliki konsep green. Apartemen, misalnya, tidak cukup hanya desainnya saja yang bagus, tanpa memiliki konsep green development yang kuat. Itu sebabnya, para pengembang saat ini berlomba-lomba menghadirkan apartemen yang ramah lingkungan dengan menawarkan konsep green. Tinggal konsumen yang menilai apakah konsep yang ditawarkan sudah green dalam penerapannya.
Salah satu superblok yang memasukkan konsep green development adalah Grand Sungkono Lagoon yang dibangun oleh PT PP Properti Tbk, yang merupakan anak usaha dari PT PP (persero) Tbk. Ini menarik karena Grand Sungkono Lagoon (GSL) yang dibangun di kawasan Central Business District (CBD) Mayjen Sungkono, Surabaya, bakal menjadi superblok pertama dengan konsep green di Surabaya. Dengan kehadiran GSL di Surabaya yang berdiri di atas lahan 3,5 hektar, membuktikan kesadaran akan bangunan yang ramah lingkungan sudah menyebar ke daerah. Tidak hanya masyarakat yang tinggal di Ibukota Jakarta saja.
Bersertifikat dari GBCI
Tower Venetian yang merupakan tower pertama dari rencana enam tower apartemen di GSL adalah apartemen pertama di Indonesia yang bersertifikasi bangunan hijau level gold yang diberikan oleh GBCI (Green Building Council Indonesia). GBCI merupakan emerging member dari World Green Building Council (WGBC).
Rudy Harsono, Vice President Realty PT PP Properti Tbk, dalam satu kesempatan mengatakan ada enam elemen yang akan diterapkan di seluruh GSL. Enam elemen ini bisa memenuhi hasrat penghuni untuk tinggal di apartemen GSL. Semua aspek diperhitungkan seperti green development, green energy, termasuk building management juga jadi pertimbangan. “Enam elemen ini bukan hanya jargon saja,” ujar Rudy.
Untuk lahan terbuka hijau saja, misalnya, pihaknya tidak tangung-tanggung dengan menyediakan lahan seluas dua hektar untuk dimanfaatkan sebagai area taman keluarga. Area ini memiliki jogging track, pedestrian walk, barbeque area, playground, dan rekreasi air untuk keluarga. “Kita mencoba menampilkan elemen-elemen yang membuat suasana dan lingkungan lebih homey,” ujar Rudy.
Salah satu tower apartemen yang sudah terserap pasar adalah Venetian. Venetian langsung direspon oleh konsumen yang makin sadar akan lingkungan. “Pada Desember 2014 lalu unit apartemen di tower ini habis terjual dalam kurun waktu kurang dari setahun,” ujar E. Soekohardanoe, selaku Project Director GSL.
Sedangkan untuk tower kedua, Caspian juga memiliki keunggulan tersendiri yaitu adanya smart home technology system yang pertama di Surabaya. Smart home system ini adalah sebuah teknologi yang diaplikasikan pada hunian untuk mempermudah pemilik apartemen dalam hal mengontrol fitur-fitur di dalam unit apartemen dari jarak jauh, seperti mengontrol pendingin ruangan (AC), kunci pintu utama (main door lock), televisi (TV), pencahayaan, smart power outlet.
Dengan teknologi di atas dimanapun pemilik unit apartemen berada, mereka dapat memonitor keamanan, menyalakan dan mematikan lampu, dan juga memilih siapa yang dapat masuk ke unit apartemen dari jarak jauh hanya dengan menggunakan aplikasi smart home di smartphone yang telah terhubung jaringan internet.
Beberapa tahun mendatang, kenyamanan penghuni GSL ditambah dengan adanya underpass Bundaran Satelit dan MRT (Mass Rapid Transit) yang salah satu pemberhentian stasiunnya terletak di Jalan Mayjend Sungkono, tepat di depan kawasan superblok GSL. (Hendaru) l
