Sabtu, Mei 10, 2025

Top 5 This Week

Related Posts

GIVEN OR STATUS QUO, INVENT THE FUTURE

Memaknai dua kata pilihan dari judul di atas adalah sebuah situasi dan kondisi saat ini dalam menganalisa sebuah SWOT strength
(kekuatan), weaknes (kelemahan), opportunity (peluang), dan threat (ancaman), dari faktor- faktor internal dan eksternal dalam membuat strategy pemasaran. Di dunia yang semakin dinamis dan horizontal, diharapkan kita lebih jeli dengan merekayasanya secara terbalik
disesuaikan dengan situasi kondisi eksternal lebih dahulu, tujuannya adalah menciptakan kebaruan nyata dengan potensi dan peluang di masa depan.

Baca Juga, Pembebasan Lahan Exit Tol Pattimura Salatiga Hampir Rampung

Analisa TOWS adalah variasi dari analisa SWOT, ini adalah alat perencanaan strategis yang mempertimbangkan ancaman, peluang, kelemahan, dan kekuatan perusahaan. Bisnis menggunakan analisa TOWS saat ingin memanfaatkan sepenuhnya peluang di lanskap eksternal.

Perbedaan di antara TOWS dan SWOT terletak dari fokusnya. Analisis TOWS mempelajari dan menginvestigasi peluang faktor eksternal terlebih dahulu dibandingkan faktor internal, maka analisis SWOT lebih menekankan pada faktor kondisi dan situasi internal, yaitu kekuatan dan kelemahan internal perusahaan bisnis, baru kemudian mempelajari dan diperhitungkan faktor eksternal, ancaman dan peluangnya.

Kajian eksternal dalam TOWS menggunakan analisa Threat-Opportunity (Given) yang merupakan sebuah faktor ekstenal (uncontrollable), baru kemudian diikuti dengan kajian faktor internal dalam perusahaan berupa analisa Strength-Weakness (Status Quo). Dengan kata lain kita menggunakan pendekatan “outside-in”, bukan “inside-out”. Dengan mengkaji faktor-faktor eksternal terlebih dahulu, segala kemungkinan
ancaman dan peluang lebih dahulu dikaji sebelum kelemahan dan kekuatan yang dimiliki dari faktor internal.

Di industri properti, saat ini banyak faktor Given yang sangat positif mendukung karena bersifat nyata, dibanding faktor Given yang negatif, karena setengahnya bersifat issue atau sepenuhnya tidak nyata, atau bisa dikatakan tidak relevan langsung dengan situasi dan kondisi terkini, khususnya perkembangan pembangunan seluruh daerah di Indonesia.

Namun bisa saja, kitanya yang sedikit terlambat dalam menyikapinya, masih terjebak status quo internal perusahaan dalam menanggapi faktor- faktor perubahan. Bila perusahaan selalu berupaya dan beroptimasi, sesungguhnya akan lebih banyak mendapatkan manfaat dan kemudahan dalam berinovasi dan berimprovisasi.

GIVEN: Threat (ancaman) – Opportunity (peluang)

Given adalah sesuatu situasi kondisi yang tidak dapat diubah, kita dipaksa untuk menerima kenyataan apa adanya. Ini biasanya kondisi makro ekonomi karena issue global dan perubahan (Change), serta mikro ekonomi yang disebabkan oleh perubahan prilaku konsumen (Customer Behaviour) Perubahan karena lanskap persaingan selalu dinamis berubah. Yang diinginkan pembeli berubah, begitu juga dengan perilaku pesaing. Karena itu, Drivers of Change, yaitu Science/ Technology/ Infrastructure, Political/ Legal, Economy/ Business, Social/ Culture,
dan Industry/ Market harus terus diikuti trennya. Teknologi hadir membawa kebaruan sekaligus disrupsi bagi kemapanan. Pengembang yang tak siap dan adaptif dengan teknologi dipastikan bakal tertinggal. Teknologi dengan cepat melahirkan banyak hal baru. Namun, teknologi juga membuat banyak informasi cepat usang.

Biasanya, perubahan teknologi ini turut memengaruhi perubahan elemen Change lainnya, seperti ekonomi, political-legal, sosio-kultural, maupun pasar. Nah, kita perlu mempelajari juga political-legal sebuah wilayah, regulasi, undang-undang, dan sebagainya. Biasanya, regulasi sangat berpengaruh pada aturan main dinamika pasar dan bisnis. Jangan sampai, kita menjalankan sebuah bisnis yang ternyata terhambat
secara regulasi.

Kita juga perlu melihat kehidupan sosial budaya tempat bisnis dijalankan. Jangan sampai, produk atau layanan kita tidak relevan dengan segmen yang dituju. Kita perlu mempelajari juga kondisi ekonomi dan pasar nyata yang ada.

Hal lain yang harus Kita lihat dan pahami adalah prilaku konsumen. Mereka adalah pihak yang akan kita penuhi kebutuhannya melalui produk-produk dan layanan. Merekalah yang sering disebut sebagai Value Demander. Kita harus memahami konsumen sampai pada tahap anxiety and desire (kecemasan dan harapan) mereka – tidak sekadar kesukaan, preferensi, dan keinginan.

Memahami konsumen di sini juga sebaiknya disesuaikan dengan segmen yang kita bidik. Konsumen dari kalangan Baby Boomers, Generasi X, dan Generasi Y memiliki karakter dan kebiasaan masing-masing. Nah, kita sebaiknya paham dengan mereka di masing-masing segmen dan target pasar. Buat apa membuat produk dan komunikasi pemasaran yang tidak relevan lagi dengan kebutuhan mereka atau tidak sesuai dengan preferensi pelanggan yang sudah berubah. Tentu hal ini akan sia-sia dan buang-buang energi dan biaya.

STATUS QUO: Weakness (kelemahan) – Strenght (kekuatan)

Status Quo adalah situasi dan kondisi perusahaan saat ini, sepenuhnya dari faktor – faktor internal. Status Quo biasanya bersifat statis, dalam koridor zona nyaman dan mungkin juga sudah menjadi bagian budaya perusahaan. Bagi pengembang harus melek diri, mencoba berkreasi
Status Quo baru dengan berani berkomparasi atau membandingkan diri dengan pengembang pesaing lain yang setara, dalam berbagai konfigurasi aspek.

Analisa konfigurasi internal seperti praktik kepemimpinan, sistem tata- kelola, struktur organisasi, praktik manajemen, sistem formal, iklim organisasi, produk dan layanan yang dihasilkan, bersama-sama dengan analisis sumber daya yang dimiliki seperti dana, sumber daya manusia, dan lain sebagainya. Pengembang dituntuk memiliki kemampuan menggerakkan seluruh faktor pendukung keberhasilan untuk mencapai misi/
visi perusahaan. Dengan mengkaji unsur- unsur luar terlebih dahulu, segala kemungkinan ancaman dan peluang lebih dahulu dikaji sebelum kelemahan dan kekuatan internal yang dimiliki.

Dengan begitu, pengembang bisa melihat lebih dahulu atau punya pandangan jauh ke depan (gambar besar) terhadap ancaman dan peluang yang akan timbul dari perubahan yang terjadi. Barulah setelah itu, dilakukan prediksi terhadap perubahan yang terjadi pada pembeli dan pesaing.

Akhirnya, pengembang bisa melihat kelemahan dan kekuatannya sesuai dengan kesiapannya menghadapi perubahan yang ada. Karena itu, sangat disarankan untuk menggunakan analisis TOWS ketimbang SWOT, membuat Status Quo baru yang lebih baik.

Kenapa? Ya, karena sebuah strategi dirancang untuk masa depan karena itu harus bisa melihat TO dulu baru melihat WS kita sendiri. Semisal, dalam katagori pengembangan kawasan berbasis kemajuan modal masa depan ada istilah TOD Transit Oriented Development (TOD), atau pengembangan kawasan kota baru dengan sebutan ITD Integrated Township Development. Untuk katagori pengembang menengah, harus melakukan diferensiasi produk yang selaras dan relevan tentang kebutuhan dan harapan konsumen tentang kehidupan saat ini dan masa depan.

Invent the future: Menciptakan strategi pemasaran masa depan, yang berfokus dengan potensi dan peluang pasar nyata yang selaras dengan hasil Analisa TOWS. Sehingga kita mampu mendisrupsi pesaing dan meraih keberhasilan menciptakan status quo baru. Melalui bauran pemasaran yang ideal, program insentif penjualan yang menarik dan produk pembeda yang mampu memikat hati konsumen.

Firman Cecak
Praktisi dan Edukator Kreatif Pemasaran Branding Idea- Creative Marketing Founder @berbedapembeda #BeraniKreatif  |  + posts

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles