Kamis, Juni 5, 2025

Top 5 This Week

Related Posts

HARMONISASI MATERIAL UNTUK DESAIN LANSKAP YANG BERKELANJUTAN

Lanskap merupakan suatu bentang alam yang memiliki ciri dan karakteristik tertentu di mana keberadaan desain lanskap tersebut dapat dinikmati [Simonds, 1983]. Lanskap mencakup semua elemen dalam tapak, baik elemen alami (natural landscape) maupun elemen buatan (artificial landscape), dan penghuni atau makhluk hidup yang ada di dalamnya. Arsitektur lanskap bukan hanya seni mempercantik ruang terbuka, melainkan kisah tentang harmoni antara manusia (makhluk hidup) dan alam [Suharto, 1994]. Dalam lanskap modern, keselarasan antara manusia dan alam telah menjadi perbincangan penting.

Pada dasarnya, desain lanskap seperti juga pada desain bangunan, merupakan pengaturan dan ekspresi dari elemen-elemen desain itu sendiri. Elemen desain itu terdiri dari titik, garis, bentuk, pola, warna, tekstur, bunyi, aroma, dan gerak. Dalam perancangan lanskap perlu dilakukan pemilihan dan penataan secara detil penggunaan elemennya agar lanskap menjadi fungsional dan estetis [Ashihara, 1996].

Elemen lanskap dapat diklasifikasikan menjadi 3 kategori yaitu: (1) berdasarkan jenis dasar elemen; (2) berdasarkan kesan yang ditimbulkan; dan (3) berdasarkan kemungkinan perubahan. Untuk kategori pertama berdasarkan jenisnya, elemen lanskap dibagi menjadi dua macam,yaitu elemen alami (ciptaan Tuhan) dan elemen non-alami (buatan manusia). Sementara untuk kategori kedua berdasarkan kesannya, elemen atau material lanskap digolongkan menjadi dua jenis yaitu softscape dan hardscape.

Softscape adalah istilah untuk unsur material yang berasal dari alam seperti tanaman, air dan satwa, yang memiliki sifat khas alam karena dapat hidup dan tumbuh. Sedangkan hardscape merupakan unsur material buatan manusia seperti gazebo, kursi taman, batu, patung, pergola dan lain sebagainya. Selanjutnya, kategori ketiga berdasarkan kemungkinan perubahannya, maka lanskap dibagi menjadi dua macam, yaitu elemen mayor (elemen yang sulit diubah) seperti sungai, gunung, pantai, hujan, angin, petir; dan elemen minor (elemen yang dapat diubah) seperti sungai kecil, bukit kecil, tanaman, serta elemen buatan manusia. Harmonisasi penggunaan elemen dalam desain lanskap adalah tentang menciptakan keseimbangan visual dan fungsional antara berbagai komponen lanskap untuk menghasilkan lingkungan yang nyaman dan estetis melalui prinsip-prinsip desain lanskap seperti yang dijelaskan di bawah ini.

Baca juga, BESPOKE AI WASHER & DRYER SAMSUNG,SOLUSI CERDAS CUCI PAKAIAN ANDA

Prinsip Kesatuan (Unity)

Berupa konsistensi dan pengulangan. Penggunaan tema yang konsisten di seluruh desain seperti warna, tekstur atau gaya komposisi tanaman dan perkerasan. Termasuk juga pengulangan elemen tertentu seperti jenis tanaman, pola jalan setapak atau instalasi seni, untuk menciptakan kesan kesatuan dan kohesi. Semua elemen terkoneksi dari awal hingga akhir desain.

Prinsip Keseimbangan (Balance)

Dalam desain yang berciri simetris, elemen lanskap terdistribusi merata dalam area rancangan, sedangkan desain yang berciri asimetris berfokus untuk mendapatkan keseimbangan dinamis yang lebih alami. Lempengan batu alam dalam aneka bentuk, ukuran, dan pola akan menyatu menjadi jalan setapak yang elegan dan harmonis, ditambah dengan keindahan warna warni bunga di pinggirnya sebagai pembatas jalan menciptakan nuansa alami. Taman Zen adalah salah satu contoh jenis taman yang tidak mengenal garis lurus dan simetris. Semua elemennya sengaja dirancang asimetris namun tetap harmonis tanpa ada elemen yang lebih dominan.

Prinsip Proporsi dan Skala (Proportion and Scale)

Di mana kita memastikan setiap elemen memiliki ukuran yang sesuai satu sama lain, termasuk dengan ruang di sekitarnya secara keseluruhan. Kombinasi ukuran dan warna menambah kealamian dan menghilangkan kesan monoton.

Prinsip Ritme dan Pengulangan (Rhythm and Repetition)

Di mana pola desain dibuat berulang untuk menciptakan ritme yang menyenangkan mata. Menarik untuk disebutkan di sini bahwa hal ini juga terkadang terkait dengan kepercayaan masyarakat tertentu, seperti misalnya jalan setapak dalam taman Jepang sengaja dibuat zigzag dengan filosofi roh jahat hanya bisa berjalan lurus.

Prinsip Kontras (Contrast)

Memanfaatkan kontras warna, tektur ataupun bentuk untuk menambah nilai estetis secara visual. Misalnya, tanaman berdaun halus dapat ditempatkan berdekatan dengan tanaman dengan daun kasar. Tampilan batu dinding yang putih kekuningan akan terlihat kontras yang harmonis dengan warna hijau rerumputan. Penggunaan elemen semen dan kaca sebagai hasil teknologi industri, ternyata dapat berpadu unik dan cantik dalam taman yang rimbun dengan berbagai tanaman tropis. Warna abu-abu menampilkan keharmonisan dengan warna hijau dedaunan. Kaca memberi sentuhan modern dan pencahayaan alami bagi sekitarnya. Elemen metal seperti baja yang berwarna coklat memberi kesan rustik dalam taman.

Berbagai elemen lanskap pada fitur pot, lampu dan pilar menggunakan Prinsip Kontras (Contrast) yang menempatkan pola, jenis dan warna material yang sangat berbeda secara berdampingan, seperti alur halus berbentuk melingkar di atas permukaan kasar berbentuk geometrik atau material metal yang ditumpuk di atas material batu.

Prinsip Transisi (Transition)

Memfokuskan pada peralihan yang halus antar elemen lanskap melalui gradasi warna, tekstur, atau ukurannya. Perpaduan aneka semak dan pohon tinggi akan menambah keasrian. Peletakannya disesuaikan dengan view yang ingin dicapai ataupun privacy yang diharapkan. Namun, bebaslah dalam menentukan posisinya, tanpa aturan baku, biarkan menjadi satu kesatuan dalam desain dengan sendirinya.

Prinsip Titik Fokus (Focus Points)

Dengan menambahkan suatu elemen sebagai titik fokus desain seperti instalasi seni, air mancur atau pohon besar untuk menarik perhatian dan memberikan aksen tertentu di area lanskap.

Prinsip Fungsi (Function)

Memastikan setiap elemen dalam desain lanskap memiliki fungsi yang jelas, baik untuk keindahan, privasi, atau sebagai ruang aktivitas tertentu seperti area duduk ataupun bermain. Penempatan kerikil dan lempengan batu alam penutup tanah berfungsi sebagai jalur jalan, resapan air, dan menjaga agar area tersebut tidak becek. Lempengan batu sebagai pijakan tangga pada lanskap dengan topografi miring berfungsi juga untuk mendukung ketahanan struktur yang baik dan memiliki kemudahan dalam proses pemasangannya.

Prinsip Integrasi Alam (Natural Integration)

Mengintegrasikan elemen lanskap dengan lingkungan di sekitarnya untuk menciptakan harmoni. Menemukan keindahan dalam lanskap berarti tidak bersaing dan tidak mendekorasi secara berlebihan elemen alami yang sudah ada. Elemen kayu, batu dan kerikil menjadi material yang kerap digunakan karena mampu menciptakan lanskap yang harmonis.

Prinsip Keberlanjutan (Sustainability)

Penerapan Prinsip Berkelanjutan (Sustainability) dalam bentuk fitur danau yang berfungsi sekaligus sebagai kolam retensi air hujan, termasuk juga penerapan Prinsip Integrasi
Alam (Natural Integration) yang membentuk harmoni antara hamparan hijau rerumputan dengan nuansa alam pegunungan di sekitarnya.

Dengan memperhatikan kondisi iklim di mana area rancangan berada, akan berpengaruh dalam pemilihan elemen lanskap, baik softscape maupun hardscape, dan perawatan ke depannya. Pengaplikasian praktek-praktek keberlanjutan seperti pengumpulan air hujan dan penggunaan material lokal juga merupakan hal yang perlu dipertimbangkan dalam desain lanskap. Batubatu besar yang sering ditemukan di lokasi pembangunan juga dapat menjadi salah satu elemen yang dimanfaatkan untuk mempercantik lanskap secara alami.

Lanskap yang asri nan harmonis tentunya akan menjadi nilai tambah bagi suatu properti yang juga memberikan kenyamanan bagi penghuninya. Pemilihan material yang harmonis dengan gaya arsitektur bangunan mempertimbangkan juga unsur iklim, cuaca dan suhu untuk memudahkan dalam perawatan lanskap ke depannya. Lanskap yang dirancang dengan cermat menjadi kunci dalam menciptakan lanskap yang berkelanjutan. Harmonisasi antara manusia dan alam bukanlah suatu tujuan, tetapi merupakan suatu proses berkelanjutan yang membutuhkan pemahaman dan keyakinan. Dengan membangun hubungan yang harmonis antara manusia dan alam, kita dapat menikmati manfaatnya bersama. Last but not least, tambahkan unsur cinta dan kasih dalam desain lanskap untuk meniupkan ruh baru dalam desain agar dapat tetap hidup dan berlanjut hingga kelak.

INKE RESUNDA Senior Landscape Architect PT TOWNLAND INTERNATIONAL

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles