Dampak Bangun Jalan Tol, Properti Tumbuh Hingga 40 Persen
Kebijakan pemerintah untuk menggenjot pembangunan infrastruktur jalan tol di sejumlah daerah berdampak signifikan terhadap pertumbuhan properti di kawasan tersebut. Coldwell Banker Commercial Indonesia dalam laporannya merilis pertumbuhan properti komersial, khususnya apartemen bisa mencapai 40 persen, dampak positif dari pembangunan tol tersebut.
“Ada korelasi positif antara perkembangan kawasan Bodetabek (Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi) yang dihubungkan dengan perkembangan jalan tol. Tapi memang tidak semua properti komersial terpengaruh secara lansung dengan keberadaan jalan tol tersebut,” ujar Vice President Advisory Sevices Coldwell Banker Commercial Indonesia, Dani Indra Bhatara kepada media di Jakarta, Rabu (17/2/2016).
Di sektor ritel, sebut Dani, penambahan infrastruktur seperti jalan tol tidak berdampak langsung pada sektor ini. Faktor utama yang memengaruhi pertumbuhan ritel, menurutnya adalah populasi yang menjadi pangsa pasarnya, terutama seperti di kawasan Bogor, Bekasi, dan Tangerang. “Jalur jalan tol dapat menambah jarak tempuh bagi konsumen, namun immediate area yang menjadi pangsa pasar utama dan menjadi daily customer. Sementara konsumen dengan jarak tempuh yang jauh cenderung menjadi occasional shopper,” jelas Dani.
“Adanya infrastruktur baru dapat mendorong pertumbuhan ruang ritel di kisaran 5-10 persen per tahun, namun diperkirakan memiliki interval waktu sejak kehadiran infrastruktur tersebut,” sambung Dani.
Sementara di sektor perkantoran, sebut Dani, memiliki karakteristik yang cukup berbeda dibandingkan sektor komersial lainnya. Perkantoran cenderung terkonsentrasi di kawasan CBD yang memiliki image sebagai kawasan bisnis. Dan dikarenakan kepadatan lalu lintas di Jakarta, maka mendorong pengembangan perkantoran ke kawasan permukiman, dan kawasan industri, seperti ke daerah Serpong yang memiliki akses lebih beragam, baik dari utara maupun selatan.
“Serpong juga diuntungkan dengan perkembangan perkantoran di area TB Simatupang yang saat ini sudah mulai padat, sehingga mulai bergeser ke Bintaro dan BSD. Sedangkan kawasan Bekasi dan Cikarang diuntungkan dengan perkembangan kawasan industri yang mendorong kebutuhan ruang perkantoran bagi aktivitas bisnis di kawasan tersebut,” papar Dani.
Sektor apartemen, Dani melanjutkan, perkembangannya dalam 5 tahun belakangan ini sangat pesat sekali dan sudah mulai mengarah ke wilayah pinggiran yang memiliki keunggulan aksesibilitas. Pembangunan jalan tol baru di wilayah Bodetabek membawa dampak langsung terhadap pertumbuhan hunian vertikal ini.
“Pembangunan jalan tol diperkirakan dapat mendorong pertumbuhan sektor apartemen hingga mencapai kisaran 30-40 persen per tahun, terutama di area yang telah padat penduduknya,” terang Dani.
Sektor perhotelan, meski tak mendapat dampak langsung dari pembangunan jalan tol, namun dengan adanya akses yang semakin lancar akan pula berdampak pada pertumbuhan aktivitas di sebuah kawasan. Sebut saja di Bogor yang kini menjadi pusat aktivitas MICE dari Jakarta, selain juga memiliki daya tarik wisata bagi kawasan sekitarnya.
“Perkembangan jalur tol dapat dapat memiliki pengaruh bagi bisnis hotel di Bogor. Sementara kebutuhan hotel di Bekasi dan Serpong datang dari aktivitas di kawasan tersebut, seperti kawasan industri di Jababeka dan aktivitas bisnis di Serpong,” kata Dani.
Untuk wilayah Bogor, selama 10 tahun terakhir ini terjadi kenaikan pasokan kamar hotel yang tumbuh sekitar 13% per tahun. Dalam lima tahun mendatang pengembangan perhotelan diperkirakan mengalami kenaikan hingga 88% dibandingkan dengan pasokan tahun 2015 ini.
Bekasi pun mengalami lonjakan pasokan hotel selama 10 tahun belakangan yang mencapai 21%. Semantara Dalam lima tahun ke depan pasokan hotel diperkirakan mencapai 98% dibandingkan pasokan 2015 ini.
Pasokan hotel mengalami kenaikan tertinggi di wilayah Tangerang selama 10 tahun belakangan, yakni mencapai 31%. Sementara untuk lima tahun kedepan diperkiran pasokan hotel mencapai 47% dibandingkan tahun 2015 ini. [pio]