Ingin tahun seperti apa sentuhan arsitek Andra Matin di Beranda Mas. Keunikan bangunannya mampu menghemat energi hingga 30 persen.
Mendengar nama PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, yang terbayang adalah perusahaan yang memasok gas bumi. Maklum, perusahaan BUMN yang disingkat dengan PGN ini adalah satu-satunya badan usaha yang menyalurkan gas bumi untuk berbagai segmen mulai dari rumah tangga, transportasi hingga industri. Tetapi siapa sangka PGN juga bermain di industri properti lewat anak usahanya PT Permata Graha Nusantara (PGN MAS) yang didirikan tahun 2014. PGN MAS didirikan sebagai supporting kegiatan usaha seperti manajemen dan pengelolaan asset dan gedung, termasuk pengembangan properti. Masuknya PGN ke bisnis properti menjadi bukti bisnis ini daya tariknya masih tinggi.
Proyek pertama yang dikembangkan PGN MAS adalah perumahan Beranda Mas di Narogong, Bekasi Timur yang sudah diperkenalkan ke publik sejak Oktober tahun 2016. Beranda Mas dikembangkan dalam lingkungan terpadu kawasan Vida yang tidak hanya diisi hunian tetapi juga area komersial, pendidikan. Perumahan ini akan dikembangkan dengan konsep rumah pintar atau smart home yang merupakan sinergi PGN Group. Nantinya di setiap rumah tangga akan dilengkapi jaringan pipa gas, fiber optic dan solar panel. “Tinggal di sini bisa hemat energi lebih dari 30 persen,” ujar Ivanna Laksmini Devi, Wakil Direktur Utama PGN MAS.
Beranda Mas dibangun di lahan seluas 5,2 hektar dengan jumlah rumah 352 unit. Ada empat tipe rumah yang dipasarkan, yakni Tanagi luas bangunan 64 meter persegi dan luas tanah 60 meter persegi, Banu (80/72), Anila (95/84), dan Adanu (116/105). Semua rumah dua lantai, semua unit memiliki carport, kamar mandi di setiap kamar tidur, dan kamar asisten rumah tangga.
Desain Unik
Walaupun terhitung pendatang baru di bisnis properti, PGN MAS tidak ingin sekadar membangun rumah yang biasa-biasa saja. Harus ada daya tarik lebih dari perumahan yang dikembangkan oleh pemain lama. Tidak tanggung-tanggung, PGN MAS menggandeng arsitek kelas dunia, Andra Matin yang merupakan 100 top arsitek ternama dunia. Konsep hunian yang disodorkan Andra Matin yaitu hunian yang nampaknya belum “lazim” bagi sebagian orang. Sekilas rumah tampak beton kosong, tanpa kusen jendela atau pintu. Tapi siapa sangka rumah minimalis ini akan terasa lebih luas dan nyaman.
Bangunan tembok antara satu rumah dengan rumah lain dibuat terpisah, tidak menyatu. Sehingga di lantai dua bisa dibuat jendela di bagian samping rumah. Tujuannya untuk memberikan ruang terbuka agar sinar matahari masuk dan sirkulasi udara di dalam rumah bagus. Konsep bangunan seperti ini terbukti lebih menghemat energi. Tidak kalah penting, apabila terjadi kebakaran api tidak merembet ke rumah sebelahnya.
Kemudian di lantai satu didesain lebih terbuka, tidak ada pintu atau jendela. Kesan yang muncul di lantai satu seperti pendopo di alam tropis. Lantai satu ini lebih bersifat publik, karena sebagian aktivitas dilakukan di sini, seperti living dan dining. Yang unik dari desain Andra Matin, semua service ditempatkan di bagian depan, seperti ruang mencuci, termasuk kamar asisten rumah tangga. Dengan begitu, bagian belakang rumah menjadi lebih privat. Sedangkan di lantai atas tentunya adalah kamar tidur yang dilengkapi dengan kamar mandi.
“Perumahan dengan desain unik dan konsep pertama di Indonesia, sebagai rumah pintar berbasis energi. Jadi orang bukan sekadar mencari rumah sebagai kebutuhan untuk tempat tinggal, tetapi juga sebagai sebuah prestise art,” kata Ivanna.
Fasilitas tentu termasuk menjadi perhatian utama pihak pengembang. Untuk itu, PGN MAS dilengkapi lansekap kawasan hijau yang memiliki beberapa taman. Termasuk taman utama yang dilengkapi mushola di bagian tengah taman. Pedestrian didesain unik dan nyaman untuk pejalan kaki. Tersedia club house untuk penghuni dan area komersial untuk memenuhi kebutuhan penghuni.
Dengan berbagai keunikan desain banguna dan fasilitas yang tersedia, PGN MAS menawarkan harga landed yang kompetitif dari perumahan lainnya. Saat ini dipasarkan dengan harga mulai dari Rp600 jutaan hingga Rp1,6 miliar. Potensi kenaikan tentu akan sangat cepat seiring terealisasinya rencana infrastruktur tersebut. Seperti rencana dan progress pengembangan infrastruktur lain, termasuk Stasiun Commuter Line Bekasi Timur yang sudah beroperasi, maupun pembangunan LRT dan Tol JORR 2. [Pius Klobor]