Sabtu, Mei 17, 2025

Top 5 This Week

Related Posts

AHY Beberkan Perkembangan Terkini Proyek Giant Sea Wall

PropertyandTheCity.com, Jakarta – Pemerintah tengah menyusun langkah strategis dalam mengharmoniskan desain dan konsep Proyek Tanggul Laut Raksasa atau Giant Sea Wall (GSW), sebagai bagian dari upaya perlindungan jangka panjang kawasan pesisir Pantai Utara (Pantura) Jawa dari ancaman penurunan muka tanah dan perubahan iklim ekstrem.

Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (IPK), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menyatakan kesiapan pihaknya untuk menyatukan berbagai rancangan yang telah dikembangkan sebelumnya, baik oleh kementerian teknis maupun mitra internasional.

“Ada sejumlah konsep yang sudah beredar selama ini, termasuk yang dimutakhirkan selalu oleh Kementerian Pekerjaan Umum (PU), Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Kementerian PPN/Bappenas), mari kita duduk bersama. Kemenko IPK menjadi bagian untuk bisa mengharmoniskan desain-desain awal termasuk konsep-konsep yang sudah dijalankan ataupun sudah dikembangkan selama ini,” ujar AHY dalam Konsultasi Regional Kementerian PU di Jakarta, Jumat (09/05/2025).

Proyek Giant Sea Wall, yang akan membentang dari Jakarta hingga Jawa Timur, merupakan kelanjutan dari rencana-rencana yang telah disusun sejak era Presiden ke-7 RI, Joko Widodo. AHY menegaskan, pihaknya terus menjalin koordinasi lintas kementerian dan lembaga, termasuk dengan membentuk Satuan Tugas (Satgas) Giant Sea Wall guna mempercepat persiapan proyek tersebut.

“Ada adjustment saja, ada adjustment saja. Tapi masih belum konklusif,” katanya di Park Hyatt, Jakarta Pusat, Kamis (08/05/2025).

“Kita tahu ini kan juga kelanjutan dari rencana-rencana yang telah disusun sebelumnya ya, desain-desain sebelumnya. Kami terus mencoba untuk mengharmoniskan, memutakhirkan sekaligus,” tambahnya.

Ancaman yang melatarbelakangi proyek ini semakin nyata. Salah satunya adalah penurunan permukaan tanah atau land subsidence di wilayah utara Jakarta yang kian diperparah oleh peningkatan muka air laut. Menurut AHY, kondisi tersebut membutuhkan pendekatan yang lebih strategis dan berkelanjutan.

“Kita lihat semua tanggul pantai hari ini yang diprediksi tidak cukup dalam 10-20 tahun ke depan. Harus ada langkah-langkah yang lebih strategis lagi, yang lebih sustainable lagi agar kita bisa melindungi masyarakat pesisir,” ujar AHY.

Seiring dengan harmonisasi desain, upaya untuk memastikan sumber pembiayaan proyek juga terus dilakukan. AHY menekankan pentingnya efisiensi dan ketepatan sasaran dalam perencanaan anggaran.

“Kita harus tepat sasaran dan harus benar-benar dihitung dengan baik. Kita punya banyak yang ingin kita lakukan, tetapi harus dipastikan sumber penganggaran atau pembiayaan dari mana. Di sinilah kita harus aktif dan proaktif,” tegasnya.

Ia juga mengungkapkan dirinya terlibat langsung dalam komunikasi dengan para investor potensial, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Ketertarikan terhadap proyek ini datang dari berbagai negara di Asia, Eropa, hingga Timur Tengah.

“Banyak yang bertanya (tentang Giant Sea Wall) ketika kami bertemu dengan mitra-mitra sahabat dari berbagai negara, termasuk di Asia, Eropa, dan lain-lain, termasuk Timur Tengah,” ucap AHY.

Sementara itu, investor lokal juga menunjukkan minat terhadap proyek ini. Namun, saat ditanya lebih lanjut, AHY hanya memberikan respons singkat. “Harusnya ada (investor dari lokal),” ujarnya.

Sebagai catatan, sejak 2016, Kementerian Pekerjaan Umum telah menjalin kerja sama dengan Belanda dan Korea Selatan untuk melakukan kajian pembangunan tanggul laut dari Cilegon hingga Gresik, dengan proyeksi panjang mencapai 946 kilometer.

Pada awal 2024, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan, pemerintah telah merancang skenario jangka panjang pembangunan Giant Sea Wall, khususnya di Jakarta.

“Berdasarkan data dari Kementerian PUPR, sudah ada Project Management Office (PMO) untuk Giant Sea Wall di Kementerian PUPR,” ujar Airlangga dalam Seminar Nasional Strategi Perlindungan Kawasan Pulau Jawa Melalui Pembangunan Giant Sea Wall di Grand Ballroom Hotel Kempinski Jakarta, Rabu (10/1/2024) lalu.

Proyek di Jakarta sendiri akan dibangun dalam tiga fase: fase A berupa pembangunan tanggul dan sungai sepanjang 120 km hingga 2030; fase B pembangunan sisi barat sepanjang 20 km mulai 2030; dan fase C untuk sisi timur sepanjang 12 km mulai 2040.

Untuk mendukung pembangunan tersebut, estimasi kebutuhan anggaran untuk fase A dan B saja diperkirakan mencapai Rp164,1 triliun.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles