...

100 TOKOH BICARA PROPERTY TAKE OFF POSITION 2016 (bag.7)

100 TOKOH BICARA PROPERTY TAKE OFF POSITION 2016 (BAG.7)

 

Optimisme yang datang dari kalangan pemerintah, tokoh dan pelaku bisnis properti, pengamat, dan perbankan, menjadi salah satu bentuk dorongan yang kuat untuk dapat menggerakkan sektor properti di tanah air.

Bukan tanpa alasan! Beberapa hal dikemukakan sebagai potensi yang seharusnya dapat meningkatkan pasar dan bisnis properti tahun depan.

 

Indomora Harahap, Vice President Consumer Lending BNI  
  Kondisi makro ekonomi nasional masih belum membaik di tahun 2016. Ini akan mempersulit recovery sektor properti. Tahun 2016 bisnis properti akan sulit  mengalami pertumbuhan. Kalau pun ada perkembangan, kondisinya tidak seperti  tahun 2011 hingga 2013 lalu.

TRANSAKSI END USER MASIH STABIL

Felicia Mathelda Simon, Division Head Unit Bisnis Kredit BCA

Di tahun 2016, prospek properti akan sangat ditentukan oleh kondisi perekonomian nasional. Transaksi pembelian rumah oleh end-user akan tetap stabil, karena demand-nya jauh lebih besar daripada supply yang ada. Namun pembelian properti oleh para investor, tidak akan sebesar tahun-tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan beberapa hal, antara lain kenaikan harga tidak bisa setinggi dulu sehingga menjadi kurang menarik untuk investor. Regulasi BI untu pembiayaan rumah/ruko/apartemen inden oleh Bank dibatasi hanya untuk fasilitas KPR pertama. Jadi bagi investor yang masih memiliki fasilitas KPR maka untuk pembelian rumah/ruko/apartemen inden harus menyediakan dana tunai (cash keras) atau cicilan ke developer.

Perlambatan ekonomi juga memengaruhi investor untuk membeli properti dengan harga yang relatif lebih rendah (untuk mengurangi resiko investasi). Menghadapi MEA, pasar properti akan semakin berkembang seiring bertambahnya kedatangan pekerja asing. Harga properti di Indonesia yang masih lebih murah dibandingkan Singapura dan Hongkong akan menarik investor asing. Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah regulasi terhadap kepemilikan asing tersebut. Saat ini secara Undang-Undang, orang asing hanya dapat memiliki properti dengan status Hak Pakai. Sedangkan para pengembang masih membangun di atas tanah status Hak Guna Bangunan.

KPR BCA tetap akan berkomitmen menyediakan layanan terbaik bagi konsumen melalui produk yang variatif dan pricing yang bersaing, serta proses yang mudah dan cepat. Jika kondisi ekonomi membaik, tidak menutup kemungkinan kami akan memberikan program yang menarik bagi konsumen, sehingga bisa memberikan kontribusi lebih besar terhadap perkembangan bisnis properti di tanah air.

Ir. Poltak Sibuea, M.Eng.SC, Direktur Perencanaan Pembiayaan Perumahan Kementerian PU-PR

Prospek properti tahun 2016 sangat baik karena pemerintah telah mengalokasikan FLPP sebesar Rp 9,227 triliun. Subsidi selisih bunga atau SBB scheme dialokasikan Rp 2,039 triliun. Sedangkan untuk bantuan uang muka pembelian rumah sebesar Rp 1,2 triliun. Pemerintah juga telah memperbaiki regulasi yang ada seperti kemudahan dalam mengurus IMB yang diatur dalam Perpres yang dikeluarkan Kementerian dalam negeri. Untuk tipe rumah sederhana, pengembang mendapat keringanan biaya IMB hingga 95 persen. Penerbitan IMB juga hanya membutuhkan waktu sekitar satu bulan. Hal-hal inilah yang membuat pengembang mempunyai kepastian hukum dalam investasinya.

PEMERINTAH HARUS KONSISTEN!

Zulfi S.Koto, Ketua HUD Institute

  Demand untuk kelas menengah ke bawah masih besar namun banyak hambatan. Izin pertanahan masih sangat sulit. Barang-barang produksi naik, Dolar menguat. Pengembang juga banyak pilih kasih dalam investasi rumah. Dalam hal ini pemerintah harus konsisten untuk menyediakan rumah untuk rakyat dalam Program Sejuta Rumah.

 

Erica Soeroto, Housing Finance Spesialist  
  Sektor properti akan tumbuh pada akhir tahun 2016. Hal ini terjadi karena dipengaruhi oleh sektor keuangan dan suku bunga di AS. Daya beli masyarakat juga masih berat. Kebijakan pemerintah untuk mendorong sektor properti juga belum maksimal. Sektor properti memiliki multiplier effect atas keadaan ekonomi nasional. Untuk itulah, pemerintah harus mengelola sektor perumahan dengan baik di tahun 2016.

PROGRAM SEJUTA RUMAH HARUS TERUS DIDUKUNG

Iskandar Saleh, Housing Finance Specialist 

Program sejuta rumah untuk rakyat prospeknya akan bagus. Hal ini harus terus didukung oleh pemerintah. Sedangkan untuk rumah kelas menengah hingga atas perkembangannya tergantung dari dua hal yaitu suku bunga perbankan dan pengendalian pemerintah terhadap tingginya harga tanah di perkotaan. Kalau kedua faktor itu tidak mendapatkan perhatian pemerintah, maka perkembangan sektor properti akan mengalami kendala.

 

Heri Sosiawan. MM., Mortgage & Banking Specialist  
  Prospek properti di tahun 2016 masih didominasi oleh perumahan kelas menengah bawah, yaitu yang memiliki harga jual antara 300 hingga 400 juta Rupiah. Sedangkan untuk segmen  kelas  atas tidak semuanya dapat tumbuh dengan baik. Pertumbuhan  sektor properti kelas atas akan sangat tergantung pada sisi lokasi atau wilayah pengembangan, seperti BSD atau Bintaro masih memiliki potensi bagus. Setiap pengembang harus membuat market research untuk melakukan pengembangan propertinya karena  market research menjadi tolok ukur untuk melihat kekuatas pasar dan menjadi penting untuk menguji daya tarik pasar terhadap properti.

Vidi Sufiadi, SH., Wakil Ketua umum DPP APERSI

Di tahun 2016 prospek sektor properti optimis sangat baik. Hal ini terjadi karena adanya progres ekonomi pada sektor riil di pasar. Daya beli masyarakat mulai meningkat. Perkembangan sektor properti dipengaruhi oleh membaiknya siklus ekonomi makro, baik dalam skala nasional maupun internasional. Membaiknya situasi ekonomi mendorong sektor properti menjadi lebih struggle.  

Andreas Siregar, PT Rama Jaya Property

Sektor propeti akan membaik bila suku bunga perbankan menurun. Hal ini akan membuat transaksi jual dan beli properti membaik. Suku bunga bank yang menurun menjadi momentum untuk pertumbuhan properti. Kebijakan paket ekonomi 4 dari Jokowi –JK yang mempermudah proses perizinan properti juga menjadi pendorong tumbuhnya sektor properti.

 

Joni Indra, PT Mitra Usaha Perkasa  
  Secara lokal dalam scope Jabodetabek untuk properti kelas menengah ke bawah akan baik. Tapi untuk daerah masih terkendala dengan perizinan dari birokrasi. Sedangkan untuk properti kelas menengah atas masih sulit karena terkendala ekonomi yang masih krisis.  

Endang Kawidjaya, Direktur Utama Delta Group

Bisnis properti akan sangat bagus karena pemerintah melakukan subsidi untuk mendukung sektor ini. Permintaan konsumen akan tinggi terhadap properti. Justru supply akan mengalami kendala atau terbatas. Suku bunga perbankan juga akan stabil dan kuat. Kondisi ekonomi makro nasional juga semakin sehat.

HARUS ADA SINERGI ANTARA KEMENTERIAN PUPR DAN PEMDA

Nurry Dalimonthe, Direktur MAS Group

Harusnya tahun 2016 pasar properti lebih baik dari 2015. Kurs Dolar semakin turun, dan ekonomi kita juga semakin membaik. Ditambah lagi dengan berbagai paket kebijakan ekonomi yang sudah diumumkan pemerintah. Memang, kebijakan pemerintah tersebut masih mengarah ke rumah murah/subsidi. Tapi yang terpenting adalah bagaimana implementasinya di lapangan. Harus ada sinergi antara Kementerian PUPR dengan Pemerintah Daerah setempat dan juga bank penyalur dana subsidi. Tahun 2016 adalah tahun awal atau dibilang take off position, sehingga mungkin baru tumbuh sekitar 15%-20%. Dan ini akan mencapai puncak booming properti pada 2017/2018 mendatang.

PERLU REVOLUSI TANAH UNTUK RAKYAT

Bambang Ifnurudin Hidayat Koperasi  Properti  Indonesia Pendiri Property Plus Indonesia

Untuk level menengah ke bawah akan baik itu pun sangat lambat. Daya beli akan tetap rendah. Penguasaan lahan yang tidak merata karena tidak ada perlindungan dari pemerintah. Perlu revolusi tanah untuk  rakyat karena rakyat selalu menjadi objek bisnis properti.

MEA 2015 POTENSI PROPERTI 

Rina Renville, Founder De’Stijl Cipta Kreasi-Interior Designer

  Daya beli properti secara optimis akan tumbuh di tahun depan. Proyek-proyek arsitek dan interior terus berkembang seiring dengan pembelian properti yang lebih tematik dengan konsep-konsep yang menarik. Masuknya investor asing menjelang Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015, memberikan potensi ke depan pada perkembangan pasar properti. Dengan bertumbuhnya dan semakin besar pasar dan daya beli di Indonesia, kita berharap semakin berkembang pula properti tahun 2016. Dengan begitu, proyek interior dan arsitek semakin meluas. Itu harapan saya sebagai desainer interior.

Joe Hartanto, Praktisi Bisnis dan investasi Properti  
  Peluang pasar properti di Indonesia masih sangat luas dan akan terus berkembang, demikian pula tentunya di tahun 2016, pasar akan selalu ada, tinggal bagaimana kita mengolah peluang tersebut. Tahun 2016, akan merupakan tahun yang lebih baik daripada tahun 2015, sebagaimana kita tahu, semua pihak yang berkepentingan terhadap ekonomi Indonesia di tahun 2015 baik pemerintah maupun swasta telah berusaha untuk kembali mempercepat laju perekonomian kita, dan dampak percepatan itu akan terasa tentunya di tahun 2016. Pasar properti Indonesia tetap akan menarik, walau MEA datang menjelang sekalipun, karena properti di negara kita masih merupakan kebutuhan primer bagi pasar kita sendiri. Hanya saja yang perlu kita semua dan pemerintah waspadai adalah porsi kepemilikan asing yang harus tetap dikontrol dan dibatasi hanya pada segmen pasar tertentu saja, agar properti yang menjadi kebutuhan primer masyarakat tidak menjadi ajang spekulasi asing atau pemodal kuat. Kami selalu siap untuk kembali melaju dalam menyambut prospek properti tahun 2016, dan kami yakin bahwa kesempatan itu akan selalu hadir dalam setiap waktu, sepanjang kita memiliki kesiapannya.

Francis Surjaseputra, HDII Chairman 2013-2015  
  Menurut saya, pasar properti akan terus menguat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk di dunia, yang tentunya dibarengi dengan peningkatan daya beli. Menghadapi pasar bebas ASEAN nantinya tentu akan meningkat pula permintaan properti, ini tentunya akan berdampak pula pada industri pendukung seperti kami. Ya tentu, dengan migrasi penduduk di ASEAN akan meningkatkan kebututuhan akan produk kami. Dan soal MEA ini, saya tegaskan bahwa jangan lah bicara soal ‘penjajahan pasar’ dari ASEAN yang akan masuk, namun apa yang bisa dilakukan konsultan desain dari Indonesia yang akan menguasai pasar ASEAN? Menurut saya ini adalah masalah keyakinan dan kemampuan kita sebagai sebuah bangsa yang bisa menguasai dunia pada waktunya. Kami pun terus bersiap menghadapi ini. Kami akan memperkuat SDM muda dengan mempertajam serta terus mengasah kemampuan mendesain. Besar harapan kami media lokal tetap aktif mendukung atau mengkampanyekan desainer-desainer lokal melalui liputan karya-karya mereka yang terbaik.

(Jkt,26/1/2016)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini