100 TOKOH BICARA PROPERTY TAKE OFF POSITION 2016(bag.4)
Optimisme yang datang dari kalangan pemerintah, tokoh dan pelaku bisnis properti, pengamat, dan perbankan, menjadi salah satu bentuk dorongan yang kuat untuk dapat menggerakkan sektor properti di tanah air.
Bukan tanpa alasan! Beberapa hal dikemukakan sebagai potensi yang seharusnya dapat meningkatkan pasar dan bisnis properti tahun depan.
Preadi Ekarto, Presiden Direktur ISPI Group | |
![]() | Tahun 2016 sektor properti dipastikan akan bagus. Alasannya Bank Indonesia didesak oleh pemerintah untuk menekan suku bunga perbankan agar turun. Kemudian, dari segi infrastruktur juga sudah berjalan dengan baik. Dengan dua hal ini, maka tenaga kerja akan terserap lebih banyak dan pada akhirnya akan mendukung sektor properti untuk tumbuh di tahun 2016. |
Stepanie, Deputy Director Galuh Mas
Di tahun 2016, prospek properti akan jauh lebih baik karena pemerintah telah konsisten dalam menjalankan berbagai kebijakan ekonomi. Para pengembang maupun konsumen juga mulai beradaptasi dengan kebijakan ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah. Kebijakan di sektor investasi juga semakin jelas. Untuk itulah para developer mulai banyak melakukan pembenahan, terutama dalam menciptakan produknya yang disesuaikan dengan keadaan ekonomi dan kebutuhan masyarakat. Beberapa bank juga telah menerapkan fixed rate untuk jangka waktu satu tahun lebih kepada para nasabah.
PASAR MASIH MENUNGGU BERHARAP REGULASI LEBIH BAIK
Go Hengky Setiawan, Komisaris Utama PT Binakarya Jaya Abadi Tbk | |
![]() | Harusnya tahun 2016 sudah lebih baik dari 2015. Apalagi pemerintah juga sudah mengalokasikan dana APBN cukup besar untuk sektor properti. Ditambah lagi dengan kebijakan-kebijakan ekonomi yang sudah diumumkan. Saya melihat pemerintah saat ini sangat serius mendukung industri properti. Namun yang terpenting adalah bagaimana dengan daya beli masyarakat kita. Selama ini masyarakat yang punya uang pun sepertinya masih menunggu sehingga kita berharap dengan berbagai regulasi yang memudahkan ini bisa membantu meningkatkan daya beli di tahun depan. Dan saya rasa tidak jauh dari 10%, properti kita akan tumbuh pada 2016. |
TAX AMNESTY AKAN MEMBUAT GAIRAH PASAR
Herman Widjaja, Marketing Director Pondok Indah Group
Sektor properti akan membaik, kalau pemerintah memberikan tax amnesty untuk para pengembang. Hal ini akan membuat konsumen berani membeli properti. Situasi ekonomi dan politik nasional juga semakin baik. Beberapa proyek infrastruktur pemerintah sudah berjalan. Properti akan tumbuh pada kuartal pertama, sekitar pertengahan bulan Maret 2016. Faktor lain yang juga mendukung pertumbuhan properti ialah birokrasi yang mudah, kebijakan atau peraturan properti disesuaikan dengan perkembangan pasar. Dialog pemerintah dengan kalangan legislatif juga semakin komunikatif. Pemerintahan Jokowi juga sudah menghapuskan pajak berganda sektor properti dan memberikan kesempatan kepada para pengembang untuk membangun apartemen untuk orang asing.
Bong Chandra, Trinity Property Group | |
![]() | Perlambatan ekonomi di Indonesia sudah terjadi sejak tahun 2013 dan puncaknya di tahun 2015. Perlambatan ekonomi terjadi karena tidak adanya kepastian hukum atas kebijakan ekonomi pemerintah. Hal ini banyak membuat investor keluar dari Indonesia, akibatnya Dolar menguat dan Rupiah melemah. Namun, di tahun 2016, sektor properti sebagai salah satu lokomotif ekonomi nasional akan membaik karena pemerintah telah mengeluarkan paket kebijakan ekonomi. Sektor properti akan tumbuh pada kwartal 2 di tahun 2016. Para investor akan kembali ke Indonesia dengan membawa dananya yang disimpan di Singapura. Tax Amnesty juga menjadi salah satu faktor yang membuat para investor terdorong untuk mengembangkan sektor properti. Dengan ekonomi yang stabil dan infrastruktur yang sudah berjalan, maka sektor properti akan rebound kemudian recovery setelah itu akan booming. Pemerintah tidak punya pilihan lain yaitu harus mengeluarkan kebijakan tax amnesty untuk menarik dana investor yang ada di luar negeri. |
PERIJINAN MASIH MENJADI KENDALA
Ka Tjin, Direktur Duta Indah Group
Prospek properti tahun 2016 masih akan buruk karena tidak adanya pertumbuhan ekonomi nasional. Para pengusaha dan pemgembang properti juga masih menunggu regulasi pajak yang riil. Selain itu, siklus dunia properti pada umumnya juga selalu mengalami hal yang berulang yaitu terjadinya penurunan, baru kemudian akan ada kenaikan atau pertumbuhan. Kebijakan Jokowi-JK masih di tunggu, terutama dalam masalah perizinan yang masih sulit ketika diaplikasikan dalam kondisi nyata. Apalagi bila menyangkut masalah AMDAL. Pemerintah harus secepatnya melakukan perubahan.
Marcellus Chandra, Direktur Utama PT Prioritas Land Indonesia | |
![]() | Bisnis properti di tahun 2016 sangat positif. Pada semester ke 2 tahun 2015 sudah terlihat membaik. Diprediksikan sekitar bulan Februari hingga Juli 2016 sektor properti akan tumbuh sekitar 15 persen. Untuk lebih mempercepat tumbuhnya sektor properti pemerintah harus segera mengeluarkan tax amnesty dan pengampunan pajak bagi para pengembang. Hal ini akan mendorong para investor lokal maupun asing untuk segera melakukan pengembangan bisnis di sektor properti. |
SEGMEN MENENGAH TERBUKA LEBAR
Gede Widiade, Direktur Springhill Group | |
![]() | Pasar properti 2016 jelas akan terlihat lebih baik dari tahun 2015. Kita lihat kurs Rupiah sudah membaik ditambah dengan beberapa kebijakan terbaru dari pemerintah saat ini. Infrastruktur juga terus dibangun, tentu semua ini akan berdampak positif pada pertumbuhan properti 2016. Jadi menurut saya, di kuartal II 2016 baru mulai terlihat dampak dari berbagai kebijakan dan pembangunan saat ini. Saya melihat bahwa pasar properti pada segmen menengah ke bawah tetap terbuka lebar karena kita tahu bahwa lebih banyak masyarakat Indonesia yang bisa menjangkau ke situ. Sementara menengah ke atas kita harus melihat situasinya lagi. Tapi secara keseluruhan akan lebih baik dari 2015. |
Mary Octo Sihombing, Direktur PT Ciputra Residence | |
![]() | Sektor properti di tahun 2016, akan membaik karena pemerintah telah melakukan pembenahan ekonomi yang dituangkan dalam paket kebijakan ekonomi dari 1 hingga 6. Pembenahan itu menyangkut regulasi perpajakan dan proses perizinan investasi nasional maupun internasional. Seluruh kebijakan pemerintah di sektor makro akan memberikan manfaat positif kepada kondisi riil ekonomi mikro. Paket Kebijakan ekonomi Jokowi-JK disambut dengan baik oleh pasar. Maka, secara otomatis keadaan ekonomi nasional menjadi stabil dan bisa menekan suku bunga perbankan. |
LEBIH BAIK TAPI BELUM SEMPURNA
Bambang Subagio, Direktur PT Sahid Bangka Asri
Sektor properti di tahun 2016 akan sedikit lebih baik tetapi belum sempurna. Hal ini terjadi karena masih adanya peraturan pemerintah yang tidak jelas dan saling tumpang tindih. Tren daya beli masyarakat juga masih menurun. Khusus untuk perumahan kelas bawah dan rusunami akan membaik karena harganya yang murah dan memiliki nilai investasi yang menarik bagi end-user.
OFFICE MASIH SEDIKIT LAMBAT
Stefanus Ridwan, Direktur PT Pakuwon Jati, Tbk | |
![]() | Kita lihat tren pertumbubhan sudah mulai membaik di akhir tahun ini. Kuartal terakhir 2015 menunjukkan pertumbuhan kea rah positif sehingga 2016 tentunya bisa lebih baik dari 2015. Beberapa kebijakan yang sudah dikeluarkan pemerintah memang sudah sangat bagus untuk mendukung pertumbuhan properti nasional, hanya saja kita harus menunggu implementasinya di lapangan. Kalau pelaksanaannya di lapangan bagus, tentu properti akan tumbuh sangat bagus dan tentunya berdampak besar sekali terhadap ekonomi negara kita. Menurut saya, di tahun 2016, properti secara keseluruhan akan tumbuh bagus, seperti apartemen dan landed, hanya saja office yang mungkin masih lebih lambat. |
Rudi Hartono, CEO Damai Putra Group
Peket kebijakan ekonomi yang dikeluarkan pemerintah turut mendorong ekonomi negara, dengan demikian properti pun akan mulai tumbuh lebih baik di tahun mendatang. Sebagaimana diketahui, 70% pembeli kami adalah end-user, bukan investor sehingga saat terjadinya perlambatan ekonomi pun penjualan kami masih cukup baik. Kami sebagai pengembang Kota Harapan Indah telah mengantisipasi dengan beberapa jenis produk kami sehingga siap menyambut pertumbuhan di 2016 yang saya perkirakan akan tumbuh lebih baik sekitar 10%-15% dari tahun 2015.
Jemmy Kurniawan, BlackSteel Properties | |
![]() | Menurut saya dampak perekonomian Indonesia sangat bergantung dengan kekuatan Rupiah terhadap Dollar. Menurut saya pasar properti tidak akan ada pergerakan signifikan di tahun 2016. Mungkin cenderung sedikit menurun, terutama di sektor komersial properti (mall & office). Karena dua sektor ini banyak memakai barang impor, seperti contoh, lift, eskalator, kabel, dan lain sebagainya. Untuk sektor residential, saya rasa demand masih bisa support supply. Dan sektor residensial tidak terlalu terkena dampak kekuatan Rupiah terhadap Dolar. |
Bambang Irianto, General Manager Metland Transyogi
Kita akui, properti tahun ini memang sedang melambat. Situasi seperti ini harus kita hadapi, tidak bisa kita hindari. Dan saya yakin teman-teman developer dan pemain properti sudah terbiasa dengan siklus properti semacam ini, karena sudah cukup pengalaman pada 1998 dan 2008 lalu. Sehingga menurut saya properti 2016 akan kembali membaik jika dibandingkan dengan 2015 ini. Kita lihat secara makro, pertumbuhan ekonomi juga semakin membaik, seiring dengan kebijakan pemerintah yang ada di bidang properti. Jadi prediksi saya pertumbuhan properti pada 2016 dibandingkan 2015 berkisar sekitar 20 persen.
PERTUMBUHAN ADA DI SEGMEN RUMAH MURAH
Suwandi Tio direktur Mas group | |
![]() | Saya rasa tahun 2016 hampir tidak ada perubahan signifikan dari tahun 2015 ini. Pertumbuhannya mungkin hanya 10%-20% saja. Kita tahu bahwa kebijakan ekonomi juga baru diluncurkan pemerintah sehingga baru mulai berdampak pada pertengahan tahun depan. Dan, kebijakan ekonomi tersebut juga lebih pada rumah murah untuk mensukseskan program sejuta rumah. Sehingga tahun 2016 ini untuk rumah subsidi atau dengan harga di bawah Rp 500 juta masih cukup baik. Hanya saja hunian dengan harga yang tinggi tentu lebih bersabar. |