Beranda list Liputan Utama 100 TOKOH BICARA PROPERTY TAKE OFF POSITION 2016(bag.2)

100 TOKOH BICARA PROPERTY TAKE OFF POSITION 2016(bag.2)

0

100 TOKOH BICARA PROPERTY TAKE OFF POSITION 2016(bag.2)

Optimisme yang datang dari kalangan pemerintah, tokoh dan pelaku bisnis properti, pengamat, dan perbankan, menjadi salah satu bentuk dorongan yang kuat untuk dapat menggerakkan sektor properti di tanah air.

Bukan tanpa alasan! Beberapa hal dikemukakan sebagai potensi yang seharusnya dapat meningkatkan pasar dan bisnis properti tahun depan.

BILA TIDAK ADA PERUBAHAN BANYAK YANG COLLAPSE

 Sulihin Widjaja, Director PRO/MAX Indonesia 
  Untuk semester pertama  tahun 2016, sektor properti masih stagnan belum ada perubahan. Pada semester ke dua, sektor properti harus membaik karena bila tidak ada perubahan, maka banyak pengembang akan collapse. Pemerintah harus memberikan insentif penghapusan atau keringanan pajak. Sedangkan pihak perbankan harus menurunkan tingkat suku bunga dan menjaga stabilitas Rupiah.

2016 TUMBUH MELAMPAUI 10%

Lukas Bong, Ketua AREBI DKI Jakarta

Harusnya pasar properti 2016 lebih bergairah dari 2015. Dalam hal ini peran pemerintah sudah sangat terlihat untuk mendukung industri properti, seperti adanya tax amnesty, menaikkan batas pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM), juga membuka keran kepemilikan properti asing. Kebijakan-kebijakan ini tentunya berperan besar dalam pertumbuhan properti kita. Jadi saya rasa pertumbuhan di 2016 harusnya bisa melampaui 10% atau bahkan 20%.

 

Oka M. Kauripan, Direktur Operasional L.J HOOKER INDONESIA
  Sektor properti mulai membaik dengan mulai banyaknya pengembang yang telah me-launching produknya dengan harga Rp200 juta-an per unit rumah dengan animo yang cukup baik. Pertumbuhan properti kuartal terakhir 2015 juga volumenya mengalami pertumbuhan 4 persen. Rupiah stabil dan Pemerintah juga mendukung developer untuk membangun apartemen dengan harga Rp 10 miliar untuk orang asing. Hingga akhir tahun ini, penjualan kami juga terus naik sehingga kami sangat optimis target penjualan kami akan tercapai. Tahun 2015, pasar secondary meningkat menjadi 60%. Ini justru terbalik dari tahun-tahun sebelumnya dimana primer yang mencapai 60%. Dan tahun depan pastinya kami sangat optimis, apalagi kuartal II 2016 seharusnya sudah mulai terlihat pertumbuhannya.

Daniel Handojo, Associate Executive Director Century21

Kami dari broker properti tetap optimis menatap 2016. Secara umum, penjualan kami tidak terlalu berpengaruh meski perlambatan ekonomi seperti 2015 ini, dikarenakan segmen pemasaran kami tidak hanya pada produk primary tapi juga secondary. Tahun 2015 ini pemasaran kami lebih besar ke secondary yang mencapai 60%, sementara 40% ke primary, sehingga 2016 kami masih tetap stabil, dan penjualan masih di pusaran 60%:40%. Memang sekarang kita tahu bahwa beberapa kebijakan pemerintah akan banyak berdampak pada meningkatnya nilai investasi properti di Indonesia, termasuk juga pembangunan infrastruktur. Ini tentu akan berdampak besar pada pertumbuhan properti nasional dan saya juga sependapat dengan banyak pihak bahwa properti kita akan booming lagi di 2018.

TIME TO BUY!

Andy K. Natanael, Presiden Direktur Jakarta Garden City
  Tahun 2016 akan sangat lebih baik dibanding dengan 2015. Dengan prediksi pertumbuhan ekonomi yang semakin membaik dan kita juga sudah mulai rasakan di akhir tahun ini. Pasar sudah semakin membaik. Jadi kita optimis tahun 2016 tentu akan lebih baik dari 2015. Namun jangan dulu berharap terjadi seperti saat properti masih booming 2011/2012 lalu, tapi sudah lebih membaik dibandingkan dengan tahun 2015. Kalau saya lihat akan terjadi kenaikan sekitar 20%-30% pada 2016 dibanding dengan 2015. Tapi ini dengan catatan bahwa tidak akan ada kejadian khusus, seperti pergolakan global. Saya bilang 2015/2016 adalah time to buy untuk properti, jadi kalau mau berinvestasi properti harusnya pada saat pasar melemah seperti saat ini. Prediksi saya, pasar properti akan mencapai top pada 2018/2019. Dan ini akan jauh lebih baik dari siklus lalu, 2011/2012. Kenapa, karena saat ini Presiden Jokowi benar-benar membangun infrastruktur di mana-mana. Diperkirakan 3-4 tahun infrastruktur ini selesai dan tentu pertumbuhan ekonomi bagus. Jadi saat itulah booming properti di Indonesia
Andrian Budi Utama, Vice President Director Sentul City  
  Bisnis pasti ada fluktuasinya, jadi bisa naik dan bisa turun. Tapi yang terpenting adalah bagaimana kita bisa me-maintenance bisnis tersebut. Benar bahwa perlambatan ekonomi berdampak juga pada kami. Untuk tahun 2015, dari sisi budgeting kami masih 70% dari target, namun kami percaya di kuartal terakhir ini terjadi peningkatan. Namun yang paling penting adalah kita harus melihat bahwa properti adalah investasi jangka panjang. Sehingga kami optimis tahun depan akan tumbuh dengan lebih baik.

Tai Horikawa, Direktur Tokyu Land Indonesia 

Ekonomi Indonesia sangat berpotensi untuk pertumbuhan properti ke depan. Memang periode 2014-2015 properti sedang lesu, terutama saat ini. Tapi kami melihat jangka panjang, bahwa properti di Indonesia akan tumbuh pesat. Tokyu Land mengembangkan bisnis jangka panjang, sehingga mulai tahun 2016 dan seterusnya kami yakin pertumbuhannya akan lebih baik. Kita lihat sekarang pemerintah sedang giat membangun infrastruktur. Sehingga banyak yang masih menunggu. Bagi kami, jangka panjang ke depan properti Indonesia akan sangat berkembang pesat.

 

Rudy Margono, CEO Gapura Prima Group 
  Sektor properti akan membaik, karena daya beli konsumen dan penjualan produk pengembang meningkat. Pemerintah juga sudah melakukan banyak perbaikan regulasi yang berhubungan dengan dunia properti. Suku bunga perbankan juga akan menurun. Sektor properti akan sangat baik pada semester ke-2 tahun 2016.

Budi Yanto Lusli, Direktur Utama Synthesis Development

Sektor properti di tahun 2015 dan 2016 mendatang akan sama yaitu tidak ada pertumbuhan yang signifikan. Ini terjadi karena situasi pasar yang belum baik serta pertumbuhan ekonomi yang lambat. Untuk segmen tertentu seperti harga rumah sekitar Rp 300 jutaan masih memiliki peluang daya jual yang bagus. Dalam hal ini para pengembang harus jeli dan hati-hati dalam membaca pasar. Di wilayah Jakarta sektor properti lebih didominasi oleh apartemen dan suplainya cukup tinggi, namun daya beli masyarakat sangat rendah terhadap produk apartemen. Sedangkan khusus landed di wilayah Botabek lahan masih sangat luas, namun para pengembang terhambat oleh harga tanah yang semakin tinggi.

 

 

  Wahjono, Direktur Utama Metropolitan Park
  Harusnya 2016 lebih baik. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi properti tumbuh 2016, yakni soal ekonomi. Hingga kuartal akhir 2015 ini kita lihat bahwa ekonomi semakin baik, properti juga semakin tumbuh. Kedua, pajak. Dalam hal ini adanya tax amnesty yang menjadi ruang baru dengan harapan adanya modal untuk bisa digunakan berinvestasi di bidang properti. Ketiga, soal rencana kerja pemerintah. Saat ini APBN sudah mulai di-tender sehingga pemerintah sudah mulai membangun berbagai sarana dan infrastruktur. Dengan begini maka saya memrediksi akan mulai terlihat dampak pertumbuhan ini sekitar Maret 2016. Namun dibalik semua itu, tentu pemerintah juga harus benar-benar memberikan kejelasan aturan soal perpajakan. Inilah yang menjadi faktor terbesar yang bisa menghambat properti kita. Pajak, baik untuk pribadi maupun usaha belum terlalu jelas, sehingga – terutama para pengembang – akan sangat kesulitan dengan hal ini. Berikutnya adalah isu keamanan yang juga bisa menjadi kendala lain dalam pertumbuhan properti, sehingga pemerintah juga harus bisa menjamin hal ini. Jika semuanya berjalan normal seperti mulai terlihat saat ini, maka bukan tidak mungkin akan ada booming properti sekitar 2017/2018.

Tulus Santoso, Direktur Ciputra Group

Bisnis properti 2016 akan baik, karena pemerintah telah berhasil mengendalikan inflasi dan kemungkinan besar suku bunga perbankan turun hingga mencapai level 1 persen. Prospek properti akan semakin cerah pada semester ke 2 tahun 2016. Persoalan infrastruktur dan pertumbuhan ekonomi juga semakin baik, otomatis hal ini akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang pada akhirnya kebutuhan masyarakat terhadap properti akan tinggi.

2016 BELUM SIGNIFIKAN

Andreas Kartawinata, PT Retail Property Management

Memang 2016 akan lebih baik dari 2015 hanya saja belum signifikan kenaikannya. Properti baru akan terlihat banyak kenaikannya mulai tahun 2017. Memang beberapa kebijakan telah dilakukan pemerintah untuk mendukung industri properti, hanya saja kita belum tahu bagaimana dengan pelaksanaannya di lapangan. Jadi saya rasa baru di 2017 baru ada peningkatan, ini termasuk untuk produk komersial. Karena komersial juga akan terus tumbuh sehingga kami pun melakukan persiapan sejak dini.

 

Djoko Slamet Utomo, Wakil Ketua Umum Bidang Organisasi dan Keanggotaan DPP REI
  Faktor utamanya adalah daya beli masyarakat terhadap properti. Kita tahu bawah properti adalah sebuah kebutuhan dan investasi sehingga akan tetap dibutuhkan. Apalagi saat ini pemerintah juga semakin memperhatikan industri properti melalui beberapa kebijakan yang telah disampaikan. Jadi memang sekarang sudah semakin baik, entah itu persoalan pajaknya, maupun kebijakan lainnya. Dengan berbagai hal tersebut, REI optimis bahwa properti akan tumbuh lebih baik pada 2016 nanti. Tetapi kembali lagi, faktor utamanya adalah daya beli masyarakat.

 

Jopy Rusli, Chief Marketing Officer Lippo Homes 
  Saat ini pemerintah sudah mengeluarkan banyak kebijakan untuk mendukung industri properti. Hanya saja terkadang penerapannya di lapangan yang belum maksimal. Jadi kalau dilaksanakan dengan benar, maka akan jauh lebih baik. Contoh, menaikkan batas pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) untuk hunian mewah dan apartemen di atas Rp 10 miliar. Persoalannya, belum ada aturannya yang baku sehingga di lapangan masih mengikuti aturan yang lama. Atau misalkan soal warga asing boleh memiliki properti apartemen yang nilainya di atas Rp 10 miliar, ini juga belum ada penerapannya di lapangan. Jadi kita harapkan semua ini bisa beres sampai akhir tahun 2015 ini sehingga jika 2016 sudah terlaksana, maka akan terjadi sebuah koreksi yang bagus. Tetapi yang jelasnya saya masih cukup optimis bahwa tahun 2016 akan tumbuh lebih baik dari 2015. Kita harapkan bisa tumbuh yang konsisten, lebih stabil dan mantap.

PASAR DUNIA MENGARAH KE NEGARA BERKEMBANG

 Candra Ciputra, Presiden Direktur PT Ciputra Development Tbk. 
  Menurut saya properti kita akan lebih baik di 2016. Berbagai kebijakan regulasi dan pembangunan infrastruktur baru akan kita bisa merasakan di 2016. Setidaknya ada beberapa faktor kuat yang memengaruhi pertumbuhan properti kita tersebut, yakni soal Real Estate Investment Trusts (REITs), stock market Amerika yang sudah menurun dan mulai mengarah ke negara berkembang, dan tax amnesty. Dan satu lagi soal siklus. Dimana sejak 2013 lalu kita sudah mulai melambat dan sampai tahun ini boleh dibilang terendah. Jadi setelah tiga tahun di bawah, mestinya tahun depan mulai tumbuh lagi. Dan faktor utama juga adalah masalah penguatan Rupiah. Ini juga yang bisa menjadi hambatan terbesar di 2016 jika Dollar Amerika justru menguat. Maka akan berdampak besar pula pada pertumbuhan poperti kita.

(Jkt,11/1/2015)

Artikulli paraprakGaet Pelanggan, Summarecon Mal Bekasi Gelar “Funtastic January”
Artikulli tjetër100 TOKOH BICARA PROPERTY TAKE OFF POSITION 2016(bag.3)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini