Mulai dari wisata kuliner, sungai, museum, religi sampai kampung tua ada di Kota Palembang. Destinasinya terbilang lengkap di Sumatra.
Palembang adalah kota terbesar kedua di Sumatra setelah Medan. Penamaan kota ini diambil dari Bahasa Melayu yang terdiri dari “Pa” dan”Lembang”. Kata “Pa” di sini memiliki arti tempat atau situasi. Sementara “Lembang” berarti tempat yang selalu dibanjiri air sepanjang waktu. Palembang berarti tempat yang selalu dibanjiri air, karena Sungai Musi yang mengalir mengelilingi kota. Ini yang membuat Palembang memiliki pemandangan seperti layaknya Kota Venesia, Italia.
Kota Palembang, Ibu Kota Sumatra Selatan, adalah kota tertua di Indonesia. Berdasarkan prasasti Kedukan Bukit yang ditemukan di Bukit Siguntang, diketahui kota berpenduduk mayoritas Islam ini sudah menjadi sebuah kota pada 17 Juni 688 Masehi. Kini, Kota Palembang identik dengan ikon Jembatan Ampera yang memiliki panjang 1.177 meter dan lebar 22 meter yang juga dinamakan sebagai Jembatan Bung Karno. Keunikan dari jembatan ini adalah merupakan satu-satunya jembatan yang bisa diangkat di Indonesia dengan cara membelah jembatan tersebut jadi dua. Pada awalnya jembatan ini diangkat agar kapal yang melintas tidak tesangkut di badan jembatan. Namun sejak tahun 1970, jembatan Ampera tidak lagi diangkat karena dianggap menganggu lalu lintas di atasnya.
Kota Palembang juga terkenal dengan kain Songket. Pada masa kerajaan kain songket dipakai sebagai adat kerajaan. Inilah yang membuatnya semakin istimewa. Selain Songket ada beberapa jenis kain tenun khas Palembang di antaranya adalah Kain Tajung, Jumputan, Batik Jupri yang memiliki berbagai macam corak dan warna khas yang menarik untuk dijadikan koleksi ataupun oleh-oleh khas Palembang.
Palembang tidak hanya dikenal dengan wisata budaya dan wisata religi saja. Kota ini juga populer dengan kelezatan makanan khasnya.Bagi penikmat wisata kuliner, Kota Palembang menjadi tempat destinasi yang disukai. Sebagian dari makanan ini bahkan mudah ditemukan di kota-kota lain di Indonesia. Tentu saja lebih nikmat apabila kita langsung makan di tempat asalnya. Siapa yang tidak kenal pempek, laksan, mie telor, kue maksuba dan berbagai makanan khas Palembang lainnya yang sudah akrab dengan lidah orang Indonesia.
Menikmati Kota Palembang dapat dilakukan dengan dua alternatif perjalanan wisata yakni Musi Tour (menikmati keindahan Sungai Musi dan Budaya Kota Palembang dengan transportasi air) dan City Tour (menikmati perjalanan darat menuju ke tempat-tempat wisata unggulan). Ada beberapa lokasi destinasi wisata yang wajib dikunjungi di Kota Palembang di antaranya.
- Pulau Kemaro yang berlokasi di 1 Ilir. Ditengah Sungai Musi terdapat sebuah Pulau Kemaro. Nama tersebut berarti pulau yang tidak pernah tergenang air walaupun air pasang besar. Pulau tersebut tidak akan kebanjiran dan akan terlihat dari kejahuan terapung-apung di atas Sungai Musi. Mengunjungi Pulau Kemaro dapat menggunakan transportasi air seperti ketek, speed boat, kapal wisata Putri Kembang Dadar, Sigentar Alam dan perahu Naga dari dermaga wisata Benteng Kuto Besak (BKB).
- Kampung Kapitan yang berlokasi di Jalan. KH. Azhari Kelurahan 7 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu 1 Palembang. Kapitan identik dengan sebuah perkampungan komunitas marga Tionghoa yang berdiam di kampung itu. Saat memasuki kawasan utama kampung ini akan melewati semacam gerbang yang sesungguhnya merupakan penghubung antara Rumah Kapitan dan Rumah Abu, yang merupakan simbol kampung ini.
- Pulau Kemaro yang berlokasi di 1 Ilir. Ditengah Sungai Musi terdapat sebuah Pulau Kemaro. Nama tersebut berarti pulau yang tidak pernah tergenang air walaupun air pasang besar. Pulau tersebut tidak akan kebanjiran dan akan terlihat dari kejahuan terapung-apung di atas Sungai Musi. Mengunjungi Pulau Kemaro dapat menggunakan transportasi air seperti ketek, speed boat, kapal wisata Putri Kembang Dadar, Sigentar Alam dan perahu Naga dari dermaga wisata Benteng Kuto Besak (BKB).
- Kampung Kapitan yang berlokasi di Jalan. KH. Azhari Kelurahan 7 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu 1 Palembang. Kapitan identik dengan sebuah perkampungan komunitas marga Tionghoa yang berdiam di kampung itu. Saat memasuki kawasan utama kampung ini akan melewati semacam gerbang yang sesungguhnya merupakan penghubung antara Rumah Kapitan dan Rumah Abu, yang merupakan simbol kampung ini.
- Tugu Belido yang berada di Plaza Benteng Kuto Besak. Kini Kota Palembang punya ikon baru berwujud Tugu Ikan Belido dengan tinggi 12 meter dan lebar 22 meter. Belido merupakan salah satu jenis ikan langka yang semakin jarang ditemukan di perairan Musi ataupun di sungai-sungai lain di Sumatra Selatan.
- Sekanak Bersolek yang berada di Tepian Sungai Sekanak tampak indah karena jalan dan dinding di sepanjang sungai dicat warna-warni. Warga pun sudah dapat menikmati keindahan sungai dengan menaiki perahu, mengarungi aliran sungai yang bersih dan minim sampah.
- Kampung Mural Goedang Boentjit yang berlokasi di Jalan Ki Gede Suro 29 Ilir. Kampung Mural Goedang Boentjit merupakan destinasi wisata selfie yang berwarna warni bergambar lukisan mural. Destinasi ini mudah dijangkau dan berada ditepian Sungai Musi dengan pemandangan indah jembatan Musi IV.
- Lorong Basah Night Culinary terletak di kawasan pasar 16 Ilir yang mempunyai panjang 180 meter. Di sini menjual berbagai kuliner khas Palembang dan makanan khas daerah lainnya. Lorong Basah Nighta Culinary hanya buka pada malam hari, mulai pukul 18.00 sampai pukul 02.00 dinihari.
- Sudirman Walk berlokasi di Jalan Sudirman. Pedestrian walk di launching pada tanggal 22 Maret 2017 yang menyajikan berbagai kesenian dan atraksi mulai dari pertunjukan musik tanjidor, tarian, lagu-lagu daerah, pertunjukan pantomim, pertunjukan komunitas-komunitas, dan aktivitas kegiatan anak muda lainnya yang ditampilkan di Pedestrian Sudirman setiap malam sabtu atau malam minggu.
- Bukit Siguntang adalah sebuah bukit kecil setinggi 29-30 meter dari permukaan laut yang terletak sekitar 3 kilometer dari tepian utara Sungai Musi dan masuk dalam wilayah kota Palembang. Secara administratif situs ini masuk Kelurahan Bukit Lama, Kecamatan Ilir Barat I. Bukit ini berjarak sekitar 4 kilometer di sebelah barat daya pusat Kota Palembang, yang dapat dicapai dengan menggunakan angkutan umum menuju jurusan Bukit Besar.
- Di lingkungan sekitar Bukit Besar ditemukan beberapa temuan purbakala yang dikaitkan dengan kerajaan Sriwijaya yang berjaya sekitar kurun abad ke-6 sampai ke-13 masehi. Di puncak bukit ini terdapat beberapa makam yang dipercaya sebagai leluhur warga Palembang. Oleh masyarakat setempat, tempat ini menjadi tempat tujuan ziarah. Kini Kawasan ini menjadi Taman Purbakala untuk menjaga artefak-artefak yang mungkin masih belum terungkap.
- Museum Balaputradewa yang berlokasi di Jalan Srijaya. Museum ini dibangun pada tahun 1977 dengan arsitektur tradisional Palembang seluas 23,565 meter persegi dan diresmikan pada tanggal 5 November 1984. Pada mulanya museum ini bernama museum Negeri Provinsi Sumatra Selatan dan selanjutnya museum ini diberi nama “Bala Putra Dewa”. Nama Bala Putra Dewa berasal dari nama seseorang raja Sriwijaya yang memerintah pada abad VIII-IX yang mencapai kerajaan maritim.
- Kota Palembang juga memiliki Wisata Religi yaitu Al-Qur’an Al-Akbar dan Kampung Al Munawar. Al-Qur’an Al-Akbar yang berlokasi di Jalan Moh. Amin, Gandus. Al Qur’an Al-Akbar atau juga sering disebut Al Quran Raksasa yang berada di Kota Palembang, terdapat 30 juz ayat suci Al-Quran yang berhasil dipahat atau diukir khas Palembang. Masing-masing lembar ukuran halamannya 177 x 140 x 2,5cm dan tebal keseluruhan termasuk sampul mencapai 9 meter.
- Kampung Al Munawar terletak di wilayah 13 Ulu, merupakan kampung pemukiman Arab pertama di Palembang yang terletak di tepian Sungai Musi. Di sini terdapat deretan rumah-rumah tua yang berusia lebih dari 300 tahun dengan kayu-kayu ulin yang masih kokoh. ●