Beranda Property Loan HALO ! KAMI BUTUH KUOTA TAMBAHAN

HALO ! KAMI BUTUH KUOTA TAMBAHAN

0
37 bank salurkan kpr flpp dan penyaluran dana flpp
Rumah murah bagi MBR. (Foto: Pius Klobor)

RUMAH SUBSIDI FLPP

Tingginya permintaan rumah subsidi oleh masyarakat membuat bank-bank kehabisan kuota FLPP. Apa yang membuat kuota FLPP habis tahun ini?

Pemerintah boleh bergembira kuota untuk rumah subsidi lewat FLPP (Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan) nyaris habis. Bahkan, beberapa bank plat merah terang-terangan meminta tambahan kuota FLPP karena kuota yang dimilikinya sudah habis. Ini membuktikan rumah subsidi lewat FLPP permintaannya melonjak tinggi tahun ini.

Untuk diketahui, penyaluran dana subsidi dilakukan melalui sejumlah program yang sudah berjalan seperti KPR Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), Subsidi Selisih Bunga Kredit Perumahan (SSB), Subsidi Bantuan Uang Muka (SBUM) dan Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT). Kementerian PUPR yang melaksanakan penyaluran FLPP menyebut dari hasil evaluasi triwulan II tahun 2019, dana FLPP yang telah disalurkan kepada masyarakat sebanyak 46.174 unit atau sekitar 67 persen dari target 68.858 unit.

Pemerintah telah menunjuk 39 bank sebagai Bank Pelaksana penyalur dana FLPP pada tahun 2019 ini. Sebanyak  9 bank di antaranya adalah  Bank Umum Nasional dan 30 Bank Pembangunan Daerah (BPD). Dari hasil evaluasi Kementerian PUPR terungkap sebanyak 18 Bank Pelaksana yang mampu melakukan penyaluran KPR FLPP lebih dari 50 persen dari kuota yang diberikan berdasarkan Perjanjian Kerjasama Operasional (PKO).

Besarnya serapan rumah subsidi lewat FLPP tidak lepas dari bank-bank besar BUMN ikut masuk ke rumah subsidi. Sadar pasar properti segmen atas sedang lesu, bank-bank yang semula tidak melirik rumah subsidi, kini ikut membiayai rumah subsidi. Ini juga tidak lepas dari pengembang-pengembang yang juga ramai-ramai masuk ke rumah subsidi yang dinilai tidak mempan kondisi ekonomi saat ini.  “Segmen rumah subsidi tidak terpengaruh kondisi ekonomi saat ini. Rumah Subsidi masih sangat potensial dan demand-nya naik luar biasa,” ujar Ignatius Susatyo Wijoyo, Executive Vice President Consumer Loans Group PT Bank Mandiri (Persero) Tbk,

Menurut Hermita, General Manager Consumer Sales Distribution Division Bank BNI,  mengapa FLPP habis karena dulu tidak banyak bank yang masuk ke rumah FLPP. Sekarang dengan banyaknya akad massal, itu artinya bank-bank BUMN lainnya juga sudah masuk ke FLPP. Begitu juga para pengembang anggota REI yang awalnya hanya ke BTN. Sekarang mulai ke bank-bank lain karena peminat rumah FLPP juga banyak. “Sekarang trennya yang laris manis adalah rumah FLPP,” ujar Hermita.

Ditambah lagi saat ini berbagai instansi pemerintah baik di kementerian maupun BUMN berlomba-lomba untuk memberikan fasilitas perumahan kepada karyawannya.  Ini mendorong pengembang berbondong-bondong membangun rumah subsidi lewat FLPP. Akhirnya kuota rumah subsidi pun habis. “Biasanya bulan September pemerintah berteriak-teriak pakai kuota rumah subsidi. Sekarang bank yang teriak-teriak kuotanya habis. Bulan Juni saja sudah berteriak-teriak kuota habis,” ujar  ujar ibu, dua putri dan satu putra ini.

Bank BNI sendiri tahun 2019 ini meminta 10 ribu unit rumah subsidi, tetapi kuota yang diberikan hanya 7500 unit. Sama seperti tahun 2018 kuota yang diberikan ke BNI hanya 7500 unit. Tahun ini dengan kuota yang dimiliki Bank BNI hanya 7500 unit sudah habis. “Kami sedang berusaha meminta tambahan, sama dengan bank-bank lain sedang meminta tambahan kuota,” ujar Hermita

Begitu juga dengan bank plat merah lainnya, Bank BRI saat ini sedang menunggu tambahan kuota  FLPP karena target tahun ini sudah terpenuhi. Menurut Kepala Divisi Kredit Konsumer Bank BRI Primartono Gunawan, BRI telah berhasil memenuhi kuota FLPP yang ditetapkan oleh Kemenpupera selama tahun 2019, yaitu sebesar 1.387 unit dengan total realisasi sebesar Rp134,35 miliar. Saat ini BRI sedang dalam proses penambahan kuota ke Kemenpupera.

Secara keseluruhan BRI sendiri punya target penyaluran KPR tahun 2019 sebesar Rp10.42 Triliun. sedangkan target penyaluran KPR tahun 2018 sebesar Rp9,57 Triliun, yang berarti BRI menargetkan untuk penyaluran (realisasi) ditingkatkan sebesar 8,78 persen. “BRI punya program-program yang menarik di tahun 2019 ini seperti KPR Hoki, KPR Lebaran, dan yang berlaku saat ini adalah KPR Merdeka untuk merayakan hari Kemerdekaan Indonesia,” ujar Primartono.

Dari semua bank BUMN penyalur rumah subsidi, Bank BTN masih jawaranya. BTN masih terus mendominasi penyaluran kredit rumah subsidi hingga pertengahan tahun 2019. Hingga 30 Juni 2019 realisasi penyaluran kredit perumahan BTN telah diberikan untuk 424.863 unit rumah atau senilai Rp36,42 triliun. Khusus segmen rumah subsidi, perseroan telah menyalurkan kredit perumahan untuk 328.192 unit rumah senilai Rp19,7 triliun. Direktur Utama Bank BTN Maryono mengakui kuota FLPP yang sudah diberikan oleh pemerintah kepada BTN hampir habis. Langkah berikutnya yang dilakukan oleh BTN adalah menunggu hasil evaluasi secara nasional oleh pemerintah , bank-bank mana saja yang sudah diberikan kuota FLPP. “Kita tunggu dari Kementerian PUPR dan BTN siap berpartisipasi apabila ada kuota yang belum direalisasikan akan direalisasikan oleh BTN,” ujar Maryono. (Pius Klobor, Hendaru)

+ posts

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini