Batam sudah lama dikenal sebagai pusat industri. Ini terlihat dengan agresifnya pembangunan kawasan industri, mulai dari Nagoya, Jodoh, hingga di wilayah Batam Center. Tidak ketinggalan, properti hunian pun bermunculan di atas lahan yang dikelolah oleh Badan Pengusahaan (BP) Batam tersebut. Namun semakin terbatasnya area pemukiman, maka wilayah lain seperti Nongsa pun siap ‘menampung’ masyarakat yang hendak bermukim di sana. Bahkan Nongsa disebut bakal menghadirkan susana baru dengan model kehidupan baru di pulau ini, “New Face of Batam”.
“Nongsa memang ditetapkan sebagai kawasan pariwisata. Sehingga sejak tahun 1982 memang sudah ada pembangunan di sana. Dan sampai saat ini sudah ada beberapa pengembang properti yang menggarap lahan di sana,” ujar Kepala Kantor Pengelolaan Lahan, Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam (BP Batam), Imam Bachroni kepada Property and The City, belum lama ini.
Beberapa pengembang yang gencar menggarap potensial market hunian di sana, antaralain Sinar Mas Land (SML) dengan hunian mixed use Nuvasa Bay, Trias Jaya Propertindo (TJP Group) dengan kawasan prestisius The Scene Movie Town, dan pengembang asal Singapura KOP Properties dengan Montigo Resort (Residence dan Villa).
“Bahkan kami sempat menganggap wilayah ini bukan menjadi prioritas selama sekitar 15 tahun, tapi akhirnya kami mulai serius menggarapnya,” tegas CEO Strategic Development & Services Sinar Mas Land, Ishak Chandra.
Sebelumnya sejak tahun 1995 SML sudah membuka lapangan golf terbesar di Batam, yakni Palm Spring Golf & Country Club seluas 110 ha. Kini kawasan tersebut diperluas menjadi 228 ha untuk mengembangkan hunian kelas atas dan mixed use bertaraf internasional.
“Kami hadir di sana, khususnya melalui Nuvasa Bay sebagai sebuah proyek besar karena kami melihat bahwa Batam sudah berkembang sangat maju dan karena Nongsa adalah salah satu daerah yang punya potensi besar di Batam. Tentunya arah pembangunan bukan hanya ke wisata, tapi juga kawasan hunian ekslusif,” jelas Ishak.
Rencananya proyek senilai Rp 9 triliun akan dikembangkan dalam tiga tahap pembangunan selama 15 tahun. Untuk tahap pertama diestimasi senilai Rp 4 triliun selama 5-7 tahun. Nantinya akan dibangun sebanyak 4.000 kondominium dan 1.100 rumah tapak. Hunian tersebut terintegrasi dengan fasilitas resort, komersial dan retail, edukasi, hospital, fasilitas permainan water & dry park, hotel, pusat kuliner, juga lapangan golf.
“Saat ini sudah mulai pembangunan infrastruktur tahap 1, pusat wisata edukasi air “sea forest” dan juga temporary marketing gallery,” sambung Ishak.
Sudah lama dikenal sebagai kawasan wisata berkelas, bahkan hingga mancanegara, pemerintah pun tak tinggal diam mendukung melalui pembangunan infrastruktur. Bahkan BP Batam pun terus mengupayakan pengadaan jalan bebas hambatan outer ring road yang menghubungkan Batam Center sebagai pusat pemerintahan dengan Nongsa. Dengan adanya jalan tol tersebut, maka jarak tempuh yang semula sekitar 45 menit menjadi hanya sekitar 15 menit saja.
“Rencana jalan lingkar luar atau outer ring road dari Batam Center ke Nongsa memang menjadi komitmen kami untuk mengerjakannya. Kita tinggal menunggu waktu pelaksanaannya saja karena masih ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan,” tegas Imam. [pio]
Wow, Nongsa Akan Dikembangkan Sebagai Wajah Baru Pulau Batam
Batam sudah lama dikenal sebagai pusat industri. Ini terlihat dengan agresifnya pembangunan kawasan industri, baik di Nagoya, Jodoh, hingga di
wilayah Batam Center. Tidak ketinggalan, properti hunian pun bermunculan di atas lahan yang dikelolah oleh Badan Pengusahaan (BP) Batam
tersebut. Namun semakin terbatasnya area pemukiman, maka wilayah lain seperti Nongsa pun siap ‘menampung’ masyarakat yang hendak
bermukim di sana. Bahkan Nongsa disebut bakal menghadirkan susana baru dengan model kehidupan baru di pulau ini.
“Nongsa memang ditetapkan sebagai kawasan pariwisata. Sehingga sejak tahun 1982 memang sudah ada pembangunan di sana. Dan sampai saat
ini sudah ada beberapa pengembang properti yang menggarap lahan di sana,” ujar Kepala Kantor Pengelolaan Lahan, Badan Pengusahaan
Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam (BP Batam), Imam Bachroni kepada Property and The City, belum lama ini.
Beberapa pengembang yang gencar menggarap potensial market hunian di sana, antaralain Sinar Mas Land (SML) dengan hunian mixed use
Nuvasa Bay, Trias Jaya Propertindo (TJP Group) dengan kawasan prestisius The Scene Movie Town, dan pengembang asal Singapura KOP
Properties dengan Montigo Resort (Residence dan Villa).
[Baca: TJP Group Kembangkan Kawasan Bertemakan Film Pertama Asia]
“Bahkan kami sempat menganggap wilayah ini bukan menjadi prioritas selama sekitar 15 tahun, tapi akhirnya kami mulai serius menggarapnya,”
tegas CEO Strategic Development & Services Sinar Mas Land, Ishak Chandra.
Sebelumnya sejak tahun 1995 SML sudah membuka lapangan golf terbesar di Batam, yakni Palm Spring Golf & Country Club seluas 110 ha. Kini
kawasan tersebut diperluas menjadi 228 ha untuk mengembangkan hunian kelas atas dan mixed use bertaraf internasional.
“Kami hadir di sana, khususnya melalui Nuvasa Bay sebagai sebuah proyek besar karena kami melihat bahwa Batam sudah berkembang sangat
maju dan karena Nongsa adalah salah satu daerah yang punya potensi besar di Batam. Tentunya arah pembangunan bukan hanya ke wisata, tapi
juga kawasan hunian ekslusif,” jelas Ishak.
[Baca: Kembangkan Nuvasa Bay, Sinar Mas Gandeng Perusahaan Singapura]
Rencananya proyek senilai Rp 9 triliun akan dikembangkan dalam tiga tahap pembangunan selama 15 tahun. Untuk tahap pertama diestimasi
senilai Rp 4 triliun selama 5-7 tahun. Nantinya akan dibangun sebanyak 4.000 kondominium dan 1.100 rumah tapak. Hunian tersebut terintegrasi
dengan fasilitas resort, komersial dan retail, edukasi, hospital, fasilitas permainan water & dry park, hotel, pusat kuliner, juga lapangan golf.
“Saat ini sudah mulai pembangunan infrastruktur tahap 1, pusat wisata edukasi air “sea forest” dan juga temporary marketing gallery,” sambung
Ishak.
Sudah lama dikenal sebagai kawasan wisata berkelas, bahkan hingga mancanegara, pemerintah pun tak tinggal diam mendukung melalui
pembangunan infrastruktur. Bahkan BP Batam pun terus mengupayakan pengadaan jalan bebas hambatan outer ring road yang menghubungkan
Batam Center sebagai pusat pemerintahan dengan Nongsa. Dengan adanya jalan tol tersebut, maka jarak tempuh yang semula sekitar 45 menit
menjadi hanya sekitar 15 menit saja.
“Rencana jalan lingkar luar atau outer ring road dari Batam Center ke Nongsa memang menjadi komitmen kami untuk mengerjakannya. Kita tinggal
menunggu waktu pelaksanaannya saja karena masih ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan,” tegas Imam. [pio]